Rabu, 28 April 2010

pulang

pulang...
adalah satu kata yang sering ku ucapkn
ketika aku rindu rumah
meski bukan sesuatu yang sangat ku rindu
tapi ada sunyi ketika aku harus lama tertahan disini

pulang...
membuatku teringat masa kecil yang begitu indah
meski tidak sempurna
tapi masa itu tak tergantikan oleh apapun

pulang...
ingin kulakukan tiap kali membayang
tapi apa daya aku hanya seorang penumpang
yang menunggu ke mana kapal hendak berlayar

kini...
kerinduanku kian memuncak
apalagi penyangga rumahku mulai rapuh termakan usia dan kesepian
aku harus segera pulang menghalau resah
biar tiada sesal hari esok

by. Upiek, Oct 24th, 2009

(...hari ini aku pulang, sungkem bapak ibu jug mohon doa restu...berharap ridlo mereka untuk bekal perjalanan hidupku...)

absurd

entah...
setiap ku bertanya pada diri selalu jawabnya begitu
aku enggan bertanya lagi..

ketika matahari kian terik dan mulai membakar hati
ku yakinkan bahwa semua hanya ilusi
semua kata hati jadi absurd
tidak ada yang perlu di pahami lagi..
bentar lagi juga mengering dan menghitam lalu membeku dan mati rasa

ketika angin datang di malam hari..
semua telah terbang lenyap meski tak bersayap..
tinggal menunggu embun yang akan muncul di waktu pagi
begitu sejuk dan lembut dan hati akan lebih nyaman...

by. Upiek, Oct 24th, 2009

aku (si rumput liar)

aku si rumput liar
biar panas menyengat
hujan badai menerpa
aku tetap ada di tempatku
dan tak bergeming

aku si rumput liar
biar beribu pasang kaki menginjakku
aku tetap ada dan tak bergeming

kadangkala..
aku hampir mati
kering meranggas dan tak berdaya
tapi jangan kau kira aku sudah mati
tiada kata menyerah dan putus asa dalam kamusku
karena aku masih punya banyak asa
embun pagi akan menyejukkan hatiku
sang mentari akan menghangatkan jiwaku
hembusan angin akan merangsang naluri dan akal sehatku
dan ketika musim berganti basah
ragaku mulai bersemi kembali
karena aku si rumput liar yang tak kenal kata mati
apalagi frustasi

by. Upiek, Oct 20th, 2009

resah

tiba tiba ada resah yang menyelinap ke dasar kalbu
aku jadi meragukan diriku sendiri..
karena aku jadi bukan aku
ku pandangi mataku di cermin
ada sendu yg mewarnai

aneh....!?

impossible

apa pelangi sudah tidak mewarnai hati?
ku lihat lebih dalam lagi
ternyata ada kerikil kecil yg telah mengacaukan warna pelangiku di ujung hati
(ku coba mengambil perlahan, agar tidak lebih mengacaukan warna)
ku amati kerikil itu..
ternyata kerikil itu begitu ku kenal di masa lampau
dan itu bukan kerikil tapi permata yang kupasang di liontin yang hilang waktu itu
ada rasa senang

rindu

sedih

getir

bercampur jd satu..
dulu liontin permata itu ku dekatkan di hati biar dengar irama jantungku
tp kini...
biarlah sementara ku simpan di almari besi
agar tidak mengacaukan warna hati..

by. Upiek, Oct 21st, 2009