Minggu, 21 November 2010

taubat (pray of the sinner pt.2)

Tuhanku ..
tolong hentikan aku ..
hentikan langkahku
keliaranku ..
terlalu jauh rasanya sudah kulampui batas2Mu ...

Tuhanku ..
tolong bangunkan aku ..
dari mimpi burukku
mimpi liarku
terlalu lama rasanya sudah kuterlelap dalam pelukan nikmat yang semu

Tuhanku..
tolong seret aku dari tidurku ..
basahi wajahku dengan suci wudhumu
injak tengkukku untuk khidmat sujud padaMu
karena dalam hatiku
aku masih selalu rindu padaMu

Tuhanku..
tolong aku meraih taubatku
karena aku benar2 takut
tak tersisa waktu lagi untukku
sebelum terputus nafas di tenggorokanku

reality bites

arogan ..
sungguh terlalu kau cintaku
tak seharusnya kau menafikanku
bukankah keberadaanku masih senyata matahari siangmu?
dan walaupun aku tau konsekuensi akan menjewermu,
dan kenyataan bisa sangat pahit di menyedak tenggorokanmu
bagaimanapun itu akan turut menyesak ulu hatiku
karena cintaku masih terus menyertai setiap langkahmu ..

nov 21th, 00:50 a.m.

Sabtu, 28 Agustus 2010

untuk cinta terlarangku

terimakasih untuk setiap detik waktu
yang telah kita nikmati bersama,
dan ketika semua harus berakhir
biarkanlah semua tetap terukir indah dan abadi dalam kenangan
yang akan kubingkai dan kututup rapat
dalam sudut terdalam dan tergelap di dasar hatiku

karena harus kau tahu
jika untuk kedamaian dan kebahagiaanmu
melepasmu pun aku rela
biarpun untuk itu harus kubiarkan aku membunuh perasaanku
(dan kau tak perlu tahu betapa sakitnya itu)

dan akupun sangat tahu
perasaanmu padakupun sama denganku
hanya karena keadaan yang tidak bisa kita taklukkan
(akupun memahami betapa sakitmu harus menyerah pada kenyataan)

terimakasih untukmu, cinta terlarangku
pergilah dari hidupku, aku sudah rela melepasmu
buang jauh jauh bayangan diriku jika itu hanya akan menjadi ganjalan bagi bahagiamu
hapus aku dari mimpimu jika namaku hanya menyela lelap tidurmu
lupakan kehadiranku dalam hidupmu jika aku hanya mengganggu kedamaian cintamu

selamat tinggal, cinta terlarangku
kan kuukir namamu abadi dihatiku
dan walaupun aku berharap
kupikir kita takkan pernah lagi bertemu

deus (the darkside of the moon)

aku adalah deus
sisi gelap sang bulan
sisi kelam kehidupan seorang manusia

sesaat pernah kurasakan
sapuan hangat sang mentari
yang seolah akan cairkan beku hatiku
hangatkan dingin darahku

bahkan seolah akan merubah kelam wajahku menjadi seutuhnya purnama

akan tetapi semuanya palsu
terlalu cepat pergimu
terlalu dalam luka yang kau tinggalkan
sadarkan diriku
tak mungkin kukhayalkan hangat cintamu

selamat tinggal cinta
pergi jauh jauh kau cahaya
biarkan aku tetap menjadi diriku :

bayang dingin nan misterius
sisi kelam kehidupan seorang manusia
wajah gelap yang selalu disembunyikan oleh sang bulan
siluet dalam pekat malam bernama deus

tentang rasa

begitu indah
begitu nyaman
begitu hangat
saat kau berada didekatku
dan kau biarkan tangan ini memelukmu
kaupun sandarkan kepalamu dipundakku
harum bau rambut dan hangat tubuhmu
takkan terlupa sampai kapanpun

bahkan merasuki mimpi mimpi malamku

begitu sakit
begitu perih
begitu nyeri
luka itu terlalu berdarah
saat kusadari kenyataan itu
engkau bukanlah milikku
dan aku bukanlah milikmu

terlalu dalam jurang yang memisahkan kita
terlalu tinggi gunung yang merintangi kita
bukannya aku takut sakit, perih , nyeri atau matipun
tapi akan terlalu banyak yang terluka jika kita paksakan

biarlah tetap indah jadi rahasia kita berdua
biarlah tetap abadi hanya dalam kenangan
tentang rasa yang tak terpisahkan tapi terlarang
tentang rasa antara kita berdua

tentang kita

kenapa baru kutemukan dirimu sekarang
saat sudah kuserahkan hidupku seutuhnya padanya
bukan aku menyesalinya
aku sudah bahagia


tapi perasaan itu
aku gak tau itu anugerah atau kutukan
sungguh sangat menyiksaku
dan saat kutau perasaanmu terhadapku
sangat aku takut aku akan melukaimu

jika saja aku bisa menahan diriku
dan aku pendam rasaku
mungkin semuanya akan lebih baik
(atau sebaliknya?kita takkan pernah tau)

jika saja bisa ingin kutelan rasa sakit ini sendiri
tapi sudah terlambat
biarlah kita jalani
walaupun luka dan nyeri akan terus membayangi

sajak tentang pencarian

tentang ketidak adilan
tentang ketidak seimbangan
tentang ketidak tahuan
tentang kepicikan

tentang bagaimana kita memahami arti hidup
(maaf kalau aku tidak sepenuhnya sependapat dengan apa yang sudah ada dan dianggap sebagai pedoman)

bukan aku pemberontak
bukan aku petualang
bukan aku sok tau
atau si cerewet yang mempermasalahkan hal - hal yang sebenarnya sudah jelas
(maaf terminologi "sudah jelas" itu sendiri aku tidak sependapat)

aku hanya si dungu
yang terus berusaha mencari dalam keterbatasan waktuku
aku tak mau hanya teori
atau malah aplikasi yang tak sepenuhnya kusepakati
aku sudah mencoba menyeimbangkan otak dengan nurani
aku tetap berharap suatu hari
kan kutemukan sesuatu yang berarti
yang bisa melepas dahaga ini
dan menjadi bekal nanti
dalam hidup di waktu yang lain lagi

(dan sekali lagi maafkan aku jika ada yang terluka dalam pencarianku ini, sungguh aku tak bermaksud untuk itu)

dialog2 antara aku dan deus (the dialogues between my two separated life)

bagian pertama.

aku : selamat malam, deus

deus : selamat malam

aku : senang bertemu denganmu deus

deus : senang juga bertemu denganku, sang penyebab keberadaanku, tak pernah kusangka kau mau menengok relung terdalam dan tergelap dalam dirimu

aku : aku tergelitik untuk bertanya mengenai keberadaanmu, karena akhir akhir ini kurasakan kegelisahan.aku takut ada pihak tak berdosa yang turut terluka karenamu,

deus : silakan, walau sebenarnya kurasa kau tau jawabnya bahwa kaulah penyebab dari semuanya

aku : sebenarnya apa yang kaurasakan, deus?

deus : menurutmu apa?tak pernahkan kaubayangkan rasanya berada disisi gelap bulan?

aku : apakah itu bukan pelarianmu saja?mengapa tak kau bertahan menikmati terangnya cahaya?mengapa kau pilih untuk bersembunyi dalam pekat dan dinginnya sisi gelap relung yang kau huni?

deus : aku tak memilih untuk berada disini.aku adalah imbanganmu.aku adalah sisi lain dirimu yang kau coba sembunyikan.aku tak takut terang cahaya darimu.tapi tanyalah dirimu, apakah kau sanggup menerima noda dari hitamku.bayangan gelap dari sisi terangmu?

aku : aku tak bisa menjawabmu sekarang, deus.mungkin nanti akan kubawakan kamu jawaban yang bisa menjelaskan keberadaan kita sekarang ini.

deus : kau takkan bisa temukan jawabnya, terlalu sulit bagimu untuk menjelaskan keberadaan kita sekarang ini

aku : akan kucari jawabnya, dimanapun ia berada

deus : kau takkan sanggup mencarinya, terlalu berat bagimu dan semua yang akan terluka karena pencarianmu

aku : mereka adalah korban petualanganmu, bukan aku yang melukai mereka

deus : salah, kau tak bisa beranggapan begitu.memang kau nampak terlalu suci untuk dipersalahkan, tapi ingat, kita tak bisa dipisahkan.keberadaanku adalah konsekuensi dari kesalahan-kesalahanmu yang tak mungkin kau tampakkan pada cahaya terangmu

aku : baik deus, kalau itu memang anggapanmu.kurasa aku takkan pernah tau apa yang kau inginkan maupun apa yang ingin kau temukan

deus : terimakasih, tapi ijinkan aku meluruskan.kau tak akan temukan apa yang kuinginkan, apa yang ingin kau temukan sebelum kau terima aku apa adanya, sebelum kau lebur aku utuh dalam dirimu, karena aku adalah dirimu dan kau adalah aku

aku : aku tidak bisa memahamimu deus.jangankan melebur dirimu denganku, menerima keberadaanmu saja adalah hal tersulit buatku.

deus : kalau begitu teruskan pencarianmu, dan aku akan terus membayangimu sebagai konsekuensi gelap dari terang cahayamu.dan harus kau tahu, aku tak pernah sekalipun bermaksud membuat seorangpun terluka

aku : dan akupun tidak.maafkan aku bila akhirnya nampak seperti itu.aku hanya berusaha memahami kehadiranmu dalam perjalanan panjangku ini, dalam pencarianku yang seolah tiada akhir ini

deus : suatu saat kau akan temukan itu saat aku telah melebur dalam dirimu, saat gelapku telah bercampur dalam terangmu.dan disaat itu kau akan temukan dirimu, tentukan jatidirimu sesungguhnya dan jalan yang akan kaupilih untuk mengakhiri waktumu

aku : maaf deus, aku masih belum sesungguhnya memahami, tapi aku harus kembali.aku harap masih ada waktuku untuk bertemu dirimu lagi.dan kuharapkan saat itu sudah bisa aku bawakan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan retorismu itu.

deus : terimakasih, buatku itu terserah dirimu.kau boleh kembali kapan saja dan aku akan selalu siap, sampai kau telah siapkan dirimu untuk leburkan dirimu bersamaku.

aku : terimakasih kembali deus, selamat malam

deus : selamat malam

rasa ini (bag.2)

ketika kau ucap sayangmu padaku
aku tertegun
kelopak bunga bermekaran dihatiku

ketika kau ungkap cintamu padaku
aku terpana
semilir angin begitu sejuk membelai dadaku

ketika akhirnya kau buka hatimu
aku tak bisa berkata - kata
dunia terasa lebih indah dari sebelumnya


akan tetapi diam-diam jauh direlung terdalam hatiku aku bertanya - tanya
sampai kapan mampu kujaga rasa ini tanpa melukai kita berdua
dan didalam kebisuan ini keraguan mulai melanda
salahkah kita yang terikat rasa yang begitu indah membius namun juga terlarang


rasanya takkan mungkin kutemukan jawabnya
bilapun harus kutanggung sakitnya merasakan kelopak bunga itu mengering dan berguguran dalam hatiku
aku rela
akan tetapi apakah harus menjadi karmaku juga (sedangkan aku tahu bahwa aku takkan sanggup)
jika harus melihatmu terluka?

Jumat, 13 Agustus 2010

rasa ini

oh Tuhan
apa yang telah kulakukan?
kenapa kubiarkan rasa itu
kembali memelukku

bukankah sudah kubungkus rapat dan kupendam dalam
sejak kuserahkan diriku padanya

tapi aku gak bisa bohongi diri
walaupun masih menjadi misteri
dan aku takut berakhir dengan rasa nyeri

ya Tuhan,
kalau boleh aku bertanya,
kenapa Kau munculkan lagi rasa ini?

Senin, 24 Mei 2010

like a stranger (again)

seolah terhempas dari dalam tidur terdalamku
serasa tercabut dari mimpi terindahku

sebaris kata yang terasa menusuk
.....ah .....
apakah memang sudah menjadi kutukanku
untuk terus menyakitimu

walau kutahu
tak sedetikpun pernah hinggap dalam niatku
membuatmu merasa pilu

karena sakitmu adalah perihku
dan jika sekarang kau terdiam membisu
lidahku pun menjadi kelu

hanya bisikan parau
rangkaian kata tak bermakna
terhambur begitu saja semoga tak sia sia
bisa menjelma menjadi bunga dalam mimpimu malam ini
untuk nyatakan bahwa kenangan kita masih ada

semoga ........................................................................

semarang, may 24th, 2010, 00:26 AM

Rabu, 28 April 2010

pulang

pulang...
adalah satu kata yang sering ku ucapkn
ketika aku rindu rumah
meski bukan sesuatu yang sangat ku rindu
tapi ada sunyi ketika aku harus lama tertahan disini

pulang...
membuatku teringat masa kecil yang begitu indah
meski tidak sempurna
tapi masa itu tak tergantikan oleh apapun

pulang...
ingin kulakukan tiap kali membayang
tapi apa daya aku hanya seorang penumpang
yang menunggu ke mana kapal hendak berlayar

kini...
kerinduanku kian memuncak
apalagi penyangga rumahku mulai rapuh termakan usia dan kesepian
aku harus segera pulang menghalau resah
biar tiada sesal hari esok

by. Upiek, Oct 24th, 2009

(...hari ini aku pulang, sungkem bapak ibu jug mohon doa restu...berharap ridlo mereka untuk bekal perjalanan hidupku...)

absurd

entah...
setiap ku bertanya pada diri selalu jawabnya begitu
aku enggan bertanya lagi..

ketika matahari kian terik dan mulai membakar hati
ku yakinkan bahwa semua hanya ilusi
semua kata hati jadi absurd
tidak ada yang perlu di pahami lagi..
bentar lagi juga mengering dan menghitam lalu membeku dan mati rasa

ketika angin datang di malam hari..
semua telah terbang lenyap meski tak bersayap..
tinggal menunggu embun yang akan muncul di waktu pagi
begitu sejuk dan lembut dan hati akan lebih nyaman...

by. Upiek, Oct 24th, 2009

aku (si rumput liar)

aku si rumput liar
biar panas menyengat
hujan badai menerpa
aku tetap ada di tempatku
dan tak bergeming

aku si rumput liar
biar beribu pasang kaki menginjakku
aku tetap ada dan tak bergeming

kadangkala..
aku hampir mati
kering meranggas dan tak berdaya
tapi jangan kau kira aku sudah mati
tiada kata menyerah dan putus asa dalam kamusku
karena aku masih punya banyak asa
embun pagi akan menyejukkan hatiku
sang mentari akan menghangatkan jiwaku
hembusan angin akan merangsang naluri dan akal sehatku
dan ketika musim berganti basah
ragaku mulai bersemi kembali
karena aku si rumput liar yang tak kenal kata mati
apalagi frustasi

by. Upiek, Oct 20th, 2009

resah

tiba tiba ada resah yang menyelinap ke dasar kalbu
aku jadi meragukan diriku sendiri..
karena aku jadi bukan aku
ku pandangi mataku di cermin
ada sendu yg mewarnai

aneh....!?

impossible

apa pelangi sudah tidak mewarnai hati?
ku lihat lebih dalam lagi
ternyata ada kerikil kecil yg telah mengacaukan warna pelangiku di ujung hati
(ku coba mengambil perlahan, agar tidak lebih mengacaukan warna)
ku amati kerikil itu..
ternyata kerikil itu begitu ku kenal di masa lampau
dan itu bukan kerikil tapi permata yang kupasang di liontin yang hilang waktu itu
ada rasa senang

rindu

sedih

getir

bercampur jd satu..
dulu liontin permata itu ku dekatkan di hati biar dengar irama jantungku
tp kini...
biarlah sementara ku simpan di almari besi
agar tidak mengacaukan warna hati..

by. Upiek, Oct 21st, 2009